Dinginnya udara pagi menusuk tulang. 05:10 pagi itu. Kalau saja kami bisa memilih, kami akan berbaring menekuk lutut memeluk sesuatu berselimutkan kain tebal yang menghangatkan tubuh kami dan membuat kami nyaman.
Tapi sungguh disayangkan, kami tak punya option seperti itu dalam kamus kami untuk menghadapi ujian pesantren ini. Dengan semangat 45 yang membakar jiwa, kami pergi ke kelas untuk mengulang kembali beberapa pelajaran.
Walaupun masih dengan keadaan setengah jiwa dan pegal,—karena diberdirikan takmir masjid saat membaca Qur’an, kami tertidur—kami coba setegap mungkin melangkah menuju kelas. Langkah demi langkah kami serasa dibebani berjuta-juta ton batu karang yang membebat kaki kami. Namun dengan kapak di tangan yang terbuiat dari kebersamaan, jiwa kami berkumpul, batu karang telah terpecahkan. Our other classmates are waiting!
Maka kami berjalan secepat yang kami sanggup. Kerudung yang kami kenakan mjelambai-lambai diterpa angina pagi yang kini terasa sejuk bagi kami. Tas yang kami selempangkan tertendang-tendang seakan berkejaran dengan langkah-langkah kaki kami.
“Assalamu’alaikum!” Teriak kami sembari membuka pintu kelas. Kawan-kawan yang berada di dalam menatap kami sepenuhnya. “Ayo makan!” Ucap mereka. Kami terheran-heran. “Hei, jam setengah delapan kan ujian!” seru kami terperangah. “Gak ada makan, gak ada otak..” balas mereka.
“Alhamdulillah nih, lagi ada rezeki. Sok ambil satu-satu!” seru salah satu dari mereka sembari mengangsurkan sekantung besar roti. Kami serta merta menyerbunya, mengambil roti yang imut-imut ini. Berebutan, layaknya orang yang belum pernah menemukan roti. Dan inilah naluri santri.
“Susu!” teriakku sembari menunjuk seliter susu Ultra Milk rasa coklat di sudut lemari kelas. “Minumnya muter yaa” ujar salah seoarang dari mereka. Maka jadilah seliter susu tersebut diminum oleh kami semua, warga IX B. Tak peduli laki-laki maupun perempuan, kami meminum susu tersebut dari satu sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Aku jarang balas komentar di sini, kalau mau jawaban yang fast response boleh DM ke Instagramku (atau twitter) di @safiranys ya!